terbentang sebuah jalan panjang…
Yang tak selalu lurus… tapi sesekali ada belokan tajam…
Jalan yang yang tak hanya dikelilingi bunga, tapi juga bertabur duri dan kerikil…
Jalan yang yang tak hanya dikelilingi bunga, tapi juga bertabur duri dan kerikil…
Sesekali…
kakiku tersandung… lalu aku terjatuh…
Tapi..
Tapi..
aku tak mahu… luka di kakiku menjadi alasan untuk aku tidak bangkit lagi berdiri…
Langit…. Bahkan tak selalu biru….
Terkadang mendung menjadikannya abu-abu…
Tapi… biarlah mendung menggantung…
Karena aku tahu… angin akan membuatnya berarak pergi menjauh dari langit biruku…
Ahh… ternyata… Takdir Allah… tak selalu begitu….
Angin tak membawanya pergi….
Tapi… perlahan-lahan…. Kurasakan titisan air… yang kemudian menderas….
Sakit….
Kurasakan tiap titisannya mengenai wajahku….
Mungkin Allah ingin menghapus laraku…
dengan hujan itu…
Walau terkadang aku tak selalu bijak…
untuk bisa mengerti… Kalau ada kasih Allah…
dalam tiap rintikan hujan…
Kembali aku mengaduh… mengeluh…. tiada henti…
Betapa kecil dan kerdilnya diri ini…. Bila tak kepada-Mu aku berserah diri….
Lantas pada siapa lagi lisan ini berucap dan tangan ini menadah….
Sungguh… aku tak pantas….
Langit…. Bahkan tak selalu biru….
Terkadang mendung menjadikannya abu-abu…
Tapi… biarlah mendung menggantung…
Karena aku tahu… angin akan membuatnya berarak pergi menjauh dari langit biruku…
Ahh… ternyata… Takdir Allah… tak selalu begitu….
Angin tak membawanya pergi….
Tapi… perlahan-lahan…. Kurasakan titisan air… yang kemudian menderas….
Sakit….
Kurasakan tiap titisannya mengenai wajahku….
Mungkin Allah ingin menghapus laraku…
dengan hujan itu…
Walau terkadang aku tak selalu bijak…
untuk bisa mengerti… Kalau ada kasih Allah…
dalam tiap rintikan hujan…
Kembali aku mengaduh… mengeluh…. tiada henti…
Betapa kecil dan kerdilnya diri ini…. Bila tak kepada-Mu aku berserah diri….
Lantas pada siapa lagi lisan ini berucap dan tangan ini menadah….
Sungguh… aku tak pantas….
Sungguh… sudah sekian kali banyaknya ku dustakan nikmat-Mu…. Ya Allah…
Aku percaya…. Pada janji-Mu…
Bahawa setelah tangisku… pasti akan Kau ukir senyum di wajahku…
Aku pun tahu…. Mendung menggantung dan hujan menderas…
tak akan selalu ada di langit biruku…
Karena setelahnya…. akan Kau lukis pelangi… di kaki langit….
Dan dengan pelagi itulah…
Aku percaya…. Pada janji-Mu…
Bahawa setelah tangisku… pasti akan Kau ukir senyum di wajahku…
Aku pun tahu…. Mendung menggantung dan hujan menderas…
tak akan selalu ada di langit biruku…
Karena setelahnya…. akan Kau lukis pelangi… di kaki langit….
Dan dengan pelagi itulah…
Kau tunjukkan ada sebuah keindahan menantiku setelah mendung dan hujan itu…
Kau lah sebaik-baik penawar dukaku… Penyembuh sedihku….
Terimakasih Ya Allah…
Betapa indahnya cara-Mu mendewasakanku…
”maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kau dustakan” (QS.Ar Rahman:13)
”karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS.An Nasyr:5)
Kau lah sebaik-baik penawar dukaku… Penyembuh sedihku….
Terimakasih Ya Allah…
Betapa indahnya cara-Mu mendewasakanku…
”maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi kah yang kau dustakan” (QS.Ar Rahman:13)
”karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS.An Nasyr:5)